Ada satu artikel lagi yang bagus untuk anda baca, semoga setelah membaca ini ...anda akan lebih paham dan sadar bahwa sesungguhnya kita sangat merugi apabila kita meninggalkan perintah ALLAH SWT. Artikel ini saya kutip dari http://semestahidayah.wordpress.com
Pada saat bumi berumur delapan ribu tahun, keadaannya masih kosong. Di sini sudah terdapat banyak biji sawi yang putih. Kemudian Allah SWT menciptakan seekor unggas yang bernama Tabirunnasar.
Pada saat bumi berumur delapan ribu tahun, keadaannya masih kosong. Di sini sudah terdapat banyak biji sawi yang putih. Kemudian Allah SWT menciptakan seekor unggas yang bernama Tabirunnasar.
Allah SWT
berfirman kepada-Nya: "Hai, unggas Tabirunnasar, makanlah olehmu biji
sawi itu. Apabila habis biji sawi itu, engkau akan Kumatikan."
Sang unggas pun
memakan biji-bijian itu. Namun, cara memakannya diatur: Pertama, sehari
satu biji yang dimakan. Setelah semakin berkurang, maka kini dimakannya
hanya satu biji sebulan. Biji sawi itu semakin berkurang saja. Oleh
karena begitu takutnya terhadap kematian, maka sang unggas hanya memakan
satu biji dalam setahun. Namun, akhirnya, habislah biji-biji sawi itu.
Tabirunnasar pun akhirnya mati.
Setelah
kematian tersebut, Aliah SWT menciptakan makhluk lain sebagai penghuni
bumi, yaitu tujuh pulun orang lelaki. Namun tidak semuanya langsung
diciptakan, melainkan satu persatu Allah SWT menciptakannya. Apabila
seorang meninggal, maka langsung diciptakan yang lain. Masing-masing
dari mereka berumur 70.000 tahun. Konon, setahun pada masa itu sama
dengan seribu tahun pada masa sekarang.
Tatkala telah mati tujuh puluh lelaki itu, kemudian Allah ciptakan jin. “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api”.
(Q. S. 55:1 5). Sebagian dari jin-jin itu ada yang berkaki empat,
berkaki dua, dan terbang. Kemudian Allah SWT mengutus seorang yang
bernama Yusuf untuk memberikan pengajaran ilmu dan syariat agama. Namun,
jin-jin itu banyak yang mendustakan ajaran-ajaran tersebut yang
menyebabkan Allah SWT mematikan semuanya.
Penghuni bumi
berikutnya adalah suatu makhluk yang berpasangan. Rupanya seperti
binatang. Keluar dan dalam neraka. Binatang itu pun beranak, dan anaknya
dinamakan dengan Azazil.
Setelah cukup
besar, Azazil mulai melakukan peribadatan kepada Allah SWT seribu tahun
lamanya. Setelah itu, Allah SWT mengangkatnya ke langit pertama. Selama
seribu tahun, di sini pun ia tekun beribadah. Allah SWT
menganugerahkannya sayap yang terbuat dari manikam yang hijau.
Dengan ijin-Nya
maka terbanglah ia ke langit kedua. Seribu tahun lamanya pula ia
benbadah. Demikianlah, pada tiap-tiap lapisan langit ia beribadah selama
seribu tahun lamanya, hingga ke lapisan langit ketujuh.
Sementara itu,
di bumi saat itu sudah ada penghuni lainnya yaitu dari bangsa jin yang
bernama janna. 70.000 tahun lamanya hingga lahir anak-cucunya. Kata ahli
tafsir yang lain delapan belas ribu tahun mendiami bumi, yang kemudian
menjadi sombong dan kufur. Allah SWT pun mematikan Janna.
Sebagai
gantinya adalah yang bernama Banunal Janna. Ia mendiami bumi selama
delapan belas ribu tahun lamanya. Ia juga dimatikan oleh Allah SWT.
Sementara itu,
di atas langit sana, Azazil bersama para Malaikat masih khusyuk
beribadah. Azazil menjadi penghulu para Malaikat selama tujuh ribu tahun
lamanya dalam beribadah.
Hingga pada
satu waktu, Azazil mengajukan suatu permohonan kepada Allah SWT,
katanya: "Ya TuhanKu tujuh ribu tahunlah hamba-Mu ini berbuat kebaikan
pada-Mu dalam tujuh lapis langit ini. Jikalau dianugerahkan oleh-Mu,
hamba-Mu mohon hendak turun ke bawah ke langit keenam, berbuat kebaikan
kepada-Mu."
"Pergilah engkau!", tegas Allah SWT.
Turunlah Azazil
atau Iblis itu bersama tujuh ratus Malaikat pengiringnya ke langit
keenam. Setelah merasa cukup, ia pun memohon ijin lagi kepada Allah SWT
agar diturunkan ke langit kelima, Di langit kelima pun ia memohon
diturunkan ke langit yang di bawahnya, dan demikian seterusnya hingga
sampailah mereka di langit dunia.
Di langit
dunia, Azazil atau Iblis mengajukan suatu permohonan pula: "Ya Tuhanku,
hamba-Mu hendak memohon turun ke bumi dengan para Malaikat. Bahwasanya
hamba-Mu hendak beribadah kepada-Mu di bumi itu. Ya Tuhanku, betapa
Bananul Janna telah banyak berbuat kerusakan di muka bumi.
Anugerahkanlah atas hamba-Mu ini bersama para Malaikat berbuat kebaikan
ke hadirat-Mu di muka bumi itu."
Allah SWT pun
mengabulkan permohonan Azazil itu Diturunkanlah ia bersama tujuh ratus
Malaikat yang mengiringnya untuk beribadah di muka bumi, setelah
sebelumnya Banunal Janna dimatikan karena banyak berbuat kerusakan.
Setelah delapan
ribu tahun lamanya beribadah, Iblis mencoba mengemukakan ungkapan
hatinya bahwa di muka bumi inilah ia begitu betahnya, dan tidak ada
tempat lain yang membuatnya demikian betah. Dan memohon agar selamanya
ia berada di muka bumi untuk berbakti kepada Allah SWT.
Sampai pada satu waktu, Allah SWT berkehendak menurunkan suatu keterangan kepada Azazil, firman-Nya,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi". (Q.S. 2:30)
Mendengar
firman tersebut Azazil (Iblis) menjadi berduka, disebabkan dengkinya.
Mereka (para Malaikat) pun bertanya kepada Allah SWT mengenai siapa yang
akan menjadi khalifah itu. "Adam namanya," jawab Allah SWT.
Mereka berkata,
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.”
Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui’". (Q.S. 2:30).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar